BeritaHukrim

Aliansi Masyarakat Peduli Geruduk Mapolres Sumenep, Suarakan Tuntutan Keadilan untuk NS

865
×

Aliansi Masyarakat Peduli Geruduk Mapolres Sumenep, Suarakan Tuntutan Keadilan untuk NS

Sebarkan artikel ini
Aliansi Masyarakat Peduli (AMP) Neneng (NS), bersama orang tua korban saat menggelar aksi audiensi di Mapolres Sumenep, @by_reportasenews.net
Foto: Aliansi Masyarakat Peduli (AMP) Neneng (NS), bersama orang tua korban saat menggelar aksi audiensi di Mapolres Sumenep, @by_reportasenews.net

SUMENEP, Reportasenews.net – Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menewaskan Nihayatus Sa’adah (NS) di Sumenep, Madura, terus memicu kemarahan publik.

Aliansi Masyarakat Peduli (AMP) Neneng (NS) menggelar aksi audiensi di Mapolres Sumenep, menuntut penanganan serius dari pihak kepolisian, Selasa (15/10/2024).

Dalam aksi tersebut, massa mengungkap kecurigaan terkait pengakuan pelaku berinisial AR, yang mengklaim membunuh korban karena korban menolak berhubungan badan.

Banyak pihak, termasuk keluarga korban, meragukan pengakuan tersebut, menilai itu hanya alibi untuk meringankan hukumannya.

“Kami bersama masyarakat mendesak Polres Sumenep mengusut kasus ini dengan serius. Pembunuhan, dengan alasan apa pun, tetaplah tindakan keji dan tidak manusiawi,” ujar Ahmad Hanafi, koordinator aksi masyarakat.

Keluarga korban juga mencurigai adanya kejanggalan dalam kematian Nihayatus.

Mereka menemukan indikasi bahwa selang oksigen korban diduga dicabut saat dirawat di Puskesmas Batang-batang.

Fakta ini semakin memperkuat kecurigaan keluarga bahwa ada unsur kesengajaan yang berusaha ditutupi.

Hanafi juga mengungkap bahwa korban telah lama menjadi korban kekerasan, bahkan sejak masa pertunangan.

AR, pelaku, disebut sering menggunakan uang korban secara berlebihan.

Pada Juni lalu, korban dilaporkan mengalami kekerasan fisik berat yang menyebabkan lebam di wajah dan leher, serta mual-mual.

Kejanggalan semakin nyata ketika keluarga korban tidak menerima kabar kematian Nihayatus langsung dari keluarga pelaku, melainkan dari orang lain.

Hal itu menambah kuat dugaan keluarga bahwa ada fakta yang ditutupi dan kemungkinan cerita dibuat-buat untuk melindungi pelaku.

“Kami curiga ada unsur kesengajaan dan cerita yang direkayasa untuk menutupi fakta pembunuhan ini,” lanjut Hanafi.

Dalam tuntutannya, masyarakat mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini secara transparan dan cepat, memeriksa pihak-pihak lain yang diduga terlibat, serta mendalami motif pembunuhan.

Mereka juga meminta agar pelaku dijatuhi hukuman berat dan setimpal dengan perbuatannya.

Adapun tuntutan Masyarakat:

1. Polisi harus mengusut tuntas kasus ini dengan transparan dan cepat.

2. Periksa dan tangkap pihak-pihak lain yang diduga terlibat.

3. Dalami motif pembunuhan karena pengakuan pelaku diragukan.

4. Berikan hukuman berat dan setimpal kepada pelaku. ***