BeritaPemerintahan

64 Desa di Sumenep Dilanda Kekeringan, BPBD Gencar Salurkan Bantuan Air Bersih

397
×

64 Desa di Sumenep Dilanda Kekeringan, BPBD Gencar Salurkan Bantuan Air Bersih

Sebarkan artikel ini
Kepala BPBD Kabupaten Sumenep, Ach. Laili Maulidy,
Foto: Kepala BPBD Kabupaten Sumenep, Ach. Laili Maulidy, @by_reportasenews.net
“Banner

SUMENEP, Reportasenews.net – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep terus melakukan pengiriman air bersih secara rutin ke 64 desa yang dilanda kekeringan akibat musim kemarau panjang.

Desa-desa tersebut terbagi ke dalam dua kategori, yakni kering langka dan kritis, sesuai dengan jarak masyarakat ke sumber air.

Kepala BPBD Kabupaten Sumenep, Ach. Laili Maulidy, menjelaskan bahwa desa dengan kategori langka adalah yang memiliki akses air pada jarak 500 meter hingga 3 kilometer.

Sedangkan, desa dengan kategori kritis adalah yang jaraknya lebih dari 3 kilometer.

“Desa-desa yang mengalami kekeringan ini dibagi menjadi dua kategori, yakni kering kritis dan kering langka,” jelasnya, Kamis (17/10/2024).

Desa yang masuk kategori kritis yakni, Desa Kombang, Montorna, Perancak, Ambunten, Batuputih Daya, Tengedan, dan Desa Gendang Barat di Kecamatan Gayam.

BPBD setiap hari mengirimkan antara 2 hingga 4 tangki air, masing-masing berkapasitas 6.000 liter, ke desa yang sangat membutuhkan pasokan air bersih.

Dua unit armada mobil tangki dikerahkan untuk mendistribusikan air.

“Kami mengerahkan dua armada yakni mobil tangki untuk mengirim air ke berbagai desa yang mengalami krisis air,” ujar Laili.

Untuk wilayah kepulauan, pengiriman air dilakukan menggunakan transportasi lokal seperti mobil pick-up, dengan biaya yang sepenuhnya ditanggung oleh BPBD.

Laili juga menambahkan bahwa kekeringan tidak hanya mengakibatkan kelangkaan air, tetapi juga memperburuk kondisi pertanian dan kehidupan sehari-hari masyarakat di desa-desa terdampak.

Menurutnya, musim kemarau panjang memperparah keterbatasan sumber air di wilayah tersebut.

Selain pengiriman air bersih, BPBD juga telah mengusulkan bantuan pengeboran air ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk desa yang sering mengalami kekeringan.

Namun, hingga kini, kata Laili, usulan tersebut belum mendapatkan respon dari BNPB pusat.

Sementara itu, Laili mengimbau masyarakat untuk bijak menggunakan air dan menghemat penggunaan, terutama di desa-desa yang masuk kategori kritis.

“Penyediaan penampungan air sangat penting di wilayah yang paling terdampak,” kata Laili menutup pernyataannya. ***

“Banner