SUMENEP, Reportasenews.net – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa sebanyak 25 daerah di tujuh provinsi di Indonesia mengalami kekeringan ekstrem dengan curah hujan nol selama lebih dari dua bulan.
Informasi tersebut disampaikan melalui akun Instagram resmi BMKG, @infobmkg, berdasarkan pemantauan awal musim dan deret hari tanpa hujan (HTH) yang diperbarui pada 20 Oktober 2024.
Daerah yang mengalami kekeringan ekstrem terpanjang tercatat di Jawa Timur, termasuk Kota Probolinggo yang tidak menerima hujan selama 179 hari, diikuti Pasuruan dan Situbondo masing-masing 178 hari, serta Banyuwangi dengan 177 hari tanpa hujan.
Selain Jawa Timur, sejumlah wilayah di provinsi lain seperti Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Barat, Maluku, Bali, dan Sulawesi Selatan juga mengalami kondisi serupa, dengan durasi kekeringan bervariasi antara 76 hingga 134 hari.
Berikut Rincian Daerah Kekeringan Ekstrem hingga Oktober 2024:
1. Jawa Timur: Probolinggo (179 hari), Pasuruan (178 hari), Situbondo (178 hari), Banyuwangi (177 hari), dan beberapa daerah lainnya.
2. NTB: Lombok Timur (134 hari), Bima (82 hari), dan lainnya.
3. NTT: Sumba Barat Daya (109 hari), Alor (84 hari), Belu (83 hari).
4. Jawa Barat: Kabupaten Subang (106 hari).
5. Maluku: Kepulauan Tanimbar (82 hari).
6. Bali: Karangasem (79 hari), Buleleng (78 hari).
7. Sulawesi Selatan: Jeneponto (76 hari).
BMKG juga merilis Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Oktober 2024, memberikan peringatan dini kekeringan meteorologis dengan klasifikasi “awas” di beberapa wilayah di Jawa Timur dan Bali.
Kekeringan meteorologis itu terjadi akibat curah hujan yang berada di bawah normal, mengakibatkan sejumlah wilayah mengalami keterbatasan sumber daya air.
Sementara itu, hingga Oktober 2024, baru 27 persen dari zona musim di Indonesia memasuki musim hujan.
Wilayah yang sudah memasuki musim hujan antara lain Aceh, sebagian Sumatra Utara, Riau, Jambi, Sumatra Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, sebagian Banten, dan beberapa bagian Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Untuk itu, BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk mewaspadai kondisi tersebut dan melakukan langkah antisipatif guna mengurangi dampak kekeringan yang berkepanjangan, terutama di sektor pertanian dan kebutuhan air bersih. ***