SUMENEP, Reportasenews.net – Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget, Sumenep, menjadi sorotan publik setelah sebuah video viral di TikTok memperlihatkan proses penyedotan air tua berbusa yang dilakukan oleh PT Garam.
Dalam video tersebut, air tua bahan baku dalam produksi garam disedot melalui pompa, mengeluarkan busa putih yang menyebar di sekitar lokasi penyedotan.
Busa tersebut memicu keresahan warga setempat, yang khawatir akan potensi bahaya bagi kesehatan dan keselamatan mereka.
Nurul, warga setempat yang dihubungi melalui telepon, menyampaikan kekhawatirannya.
“Busa ini terbawa angin dari arah timur ke kampung kami. Jika kena mata, pasti perih. Selain itu, jika jatuh ke jalan, apalagi di aspal yang banyak dilalui kendaraan, bisa sangat licin. Ini berbahaya untuk pengendara motor maupun mobil,” jelasnya, Jumat (25/10/2024).
Warga di sekitar pos penyedotan sudah lama memperhatikan adanya busa yang dihasilkan selama proses itu.
Namun, perhatian semakin meningkat setelah video tersebut beredar luas di media sosial dan grup WhatsApp lokal, memicu diskusi terkait keamanan lingkungan sekitar.
Anehnya, setelah video itu viral, busa yang biasanya muncul selama penyedotan air tua tiba-tiba menghilang.
“Awalnya berbusa, tapi sekarang tidak lagi. Ini menimbulkan tanda tanya. Apakah ada perubahan proses atau ada faktor lain yang membuat busa itu hilang?” tambah Nurul, menyuarakan pertanyaan yang kini menggelayuti pikiran warga.
Warga berharap PT Garam memberikan penjelasan transparan mengenai perubahan itu, tetapi hingga berita ini dinaikkan, Direktur Utama PT Garam, Arif Haendra, belum memberikan tanggapan.
Upaya konfirmasi melalui pesan WhatsApp juga belum membuahkan hasil, menimbulkan kesan bahwa perusahaan kurang peduli terhadap keresahan warga.
Kasus ini menyoroti pentingnya transparansi dan komunikasi antara perusahaan dan masyarakat lokal, terutama dalam isu yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan publik.
Masyarakat berharap pemerintah daerah atau instansi terkait dapat turun tangan menyelidiki situasi ini dan memastikan tidak ada risiko berkelanjutan dari proses produksi PT Garam. ***