hut bhayangkara ke 78
BeritaPemerintahan

Pertuni Probolinggo Berikan Pelatihan Budidaya Jamur

223
×

Pertuni Probolinggo Berikan Pelatihan Budidaya Jamur

Sebarkan artikel ini
pelatihan budidaya jamur di Desa Asembakor Kecamatan Kraksaan
Foto: Pelatihan budidaya jamur di Desa Asembakor Kecamatan Kraksaan, @by_reportasenews.net

PROBOLINGGO, Reportasenews.net – Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Probolinggo memberikan pelatihan budidaya jamur di Desa Asembakor, Kecamatan Kraksaan, pada Minggu (14/7/2024).

Pelatihan yang dilakukan dalam pertemuan rutin Pertuni ini diikuti oleh 16 orang terdiri dari unsur pengurus dan anggota dari Pertuni Kabupaten Probolinggo dan Pertuni Kota Probolinggo.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
ketua dewan probolinggo
UNTUK PASANG BANNER HUBUNGI WA: 081907979555

“Kami selalu berkolaborasi ketika pertemuan rutin. Target awal adalah 30 orang, tetapi yang bisa hadir hanya separuhnya,” kata Ketua Pertuni Kabupaten Probolinggo Moh. Anshori.

Untuk instruktur Pertuni menggandeng Miranti Dewi dari Mitra Bakti Pertuni Kabupaten Probolinggo yang merupakan seorang pengusaha jamur.

“Kami rasa sudah berkompeten dan sudah tahulah bagaimana proses pembuatan jamur,” jelasnya.

Karena, menurut dia, tunanetra banyak mengandalkan perabaan jelas Anshori, materi yang disampaikan banyak pengenalan alat mulai dari sarung tangan, pisau, sendok, dan cangkir.

Bahan pun, lanjutnya, juga dikenalkan dari mulai proses awal dari serbuk kayu, dedak atau padi halus dan kapur putih menjadi bahan tempat penanaman biji jamur.

“Dimana biji jamurnya sendiri itu terbuat dari biji jagung yang disemai dengan bibit jamur. Jadi kami dijelaskan bahan-bahannya hingga proses awalnya dan caranya bagaimana menanam biji jamur sampai jadi. Kami itu ditunjukkan dari awal sampai menjadi jamurnya,” terangnya.

Sisi lain, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman baru atau memberikan hal yang berbeda dan dinggapannya cuma netra itu hanya fokus di massage (pijat) saja atau mungkin seni bisa itu musik. Padahal tunanetra juga bisa berbudidaya atau berwirausahaan.

“Kami ingin memberikan sumber pendapatan lain dalam meningkatkan perekonomian. Selama ini kami sudah melaksanakan ada tiga pelatihan yang sudah kami lakukan diantaranya telur asin, masak dan budidaya jamur,” terangnya.

Dengan pelatihan ini Anshori berharap tunanetra sudah tidak lagi menggantungkan peningkatan ekonominya itu hanya satu saja tapi bisa mencoba apa yang sudah dipelajari seperti budidaya jamur. Tindak lanjut dari kegiatan ini pihaknya akan mencoba mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Rencananya kami akan membuat program lanjutan untuk pendanaan atau anggaran kami ambil dari kas. Kemudian yang mengelola teman-teman ini sendiri. Nanti hasil dari keuntungannya itu akan dikembalikan ke kas organisasi. Ini diharapkan bisa menjadi sebagai pembelajaran bagi teman-teman,” tambahnya.

Anshori berharap para tunanetra sudah tidak lagi hanya fokus di satu pekerjaan saja massage. Sebab kalau massage itu harus menunggu pasien. Harapannya tunanetra sudah bisa mencoba dunia wirausaha, termasuk kegiatan wirausaha budidaya jamur.

“Kami rasa ini sangat mudah karena bisa dilakukan oleh teman-teman netra. Karena tidak terlalu susah asalkan kita niat, komitmen dan mau berusaha. Kami berpesan untuk semua disabilitas jangan pernah merasa puas dengan pekerjaan yang kita tekuni, tapi kita harus mencoba untuk meningkatkan perekonomian. Sesuai slogan kami tunanetra berkarya sukses berwirausaha Pertuni ekonomi mandiri,” pungkasnya.***