BeritaNasionalPemerintahan

Kapolres Sumenep Terima Penghargaan dari Menteri Kebudayaan RI sebagai Kapolres Pertama Penyelenggara Pameran Pusaka

52
×

Kapolres Sumenep Terima Penghargaan dari Menteri Kebudayaan RI sebagai Kapolres Pertama Penyelenggara Pameran Pusaka

Sebarkan artikel ini
ee57bee5 3dcf 47d5 9eb5 2508cc1a1a86
“Banner

SUMENEP — Kapolres Sumenep, AKBP Henri Noveri Santoso, menerima piagam penghargaan dari Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, dalam acara peresmian Yayasan Helmi Art Museum Sumenep dan Besalen Santoso di Desa Sera Barat, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, pada Kamis (30/01/2025).

Penghargaan tersebut diberikan kepada AKBP Henri Noveri Santoso sebagai Kapolres pertama yang menyelenggarakan berbagai kegiatan pelestarian budaya, seperti pameran pusaka, bursa pusaka, lelang pusaka, seminar budaya, lomba batu akik anti tembak, pementasan ludruk, serta sertifikasi kompetensi pelaku budaya bidang perkerisan.

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, mengapresiasi kontribusi Kapolres Sumenep dalam melestarikan dan memajukan warisan budaya. Ia menilai langkah-langkah yang dilakukan Polres Sumenep menjadi contoh nyata bagaimana aparat kepolisian tidak hanya berperan dalam penegakan hukum, tetapi juga aktif dalam upaya pelestarian seni dan budaya lokal.

“Polres Sumenep di bawah kepemimpinan AKBP Henri Noveri Santoso telah menunjukkan komitmen nyata dalam pelestarian budaya. Saya berharap kesadaran personel Polri, khususnya di Polres Sumenep, untuk melestarikan budaya Indonesia semakin meningkat,” ujar Fadli Zon.

Ia juga berharap kepolisian di Kabupaten Sumenep dapat menjadi garda terdepan dalam memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia.

Menanggapi penghargaan tersebut, Kapolres Sumenep, AKBP Henri Noveri Santoso, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Menteri Kebudayaan RI atas apresiasi yang diberikan.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Menteri atas penghargaan ini. Kegiatan yang kami lakukan merupakan bagian dari upaya pelestarian budaya Sumenep, sehingga dapat memperkuat identitas kearifan lokal dan menjadi sumber pengetahuan bagi generasi muda,” ungkapnya.

“Banner