BeritaPemerintahan

Berawal Keprihatinan, Desa Madiredo Berhasil Mengolah Sampah Menjadi Manfaat

791
×

Berawal Keprihatinan, Desa Madiredo Berhasil Mengolah Sampah Menjadi Manfaat

Sebarkan artikel ini
(kanan) kepala desa Madiredo bersama ketua TPST saat menunjukan olahan menjadi pupuk organik
Foto: (kanan) Kepala Desa Madiredo bersama ketua TPST saat menunjukan olahan menjadi pupuk organik, @by_reportasenews.net

MALANG, Reportasenesw.net – Sampah bisa menjadi bom waktu bagi suatu wilayah apabila tidak mendapatkan perhatian khusus. Apalagi, kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan, dan parahnya terbiasa membuang sampah di sungai.

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Desa Madiredo, Mahfud kepada reportasenews.net saat berada di lokasi TPST Desa Madiredo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Senin (19/8/24).

Mahfud menceritakan, sebelumnya dirinya merasa prihatin dengan kondisi wilayahnya yang mengalami krisis kesadaran terkait kebersihan lingkungan.

Namun, disatu sisi juga ada masyarakat yang peduli terhadap kebersihan lingkungan, namun tidak tahu cara mengolah sampah yang baik dan benar.

“Sebagai kepala desa, tentunya saya punya kewajiban untuk menemukan solusi tersebut. Hingga akhirnya, kami dapat mempelajari suatu keilmuan untuk mengolah sampah, dan sekitar tahun 2017 lalu kami mulai menjalankan program 3R yakni, Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan ulang), Recyle (daur ulang) di Desa Madiredo,” terang Mahfud.

Awal memang tidak mudah, lanjut Mahfud menceritakan history perjalanan terbentuknya TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu), yang ada didesanya.

Butuh kesabaran serta sosialisasi yang intens kepada masyarakat untuk menjalankan program 3R hingga akhirnya masyarakat memiliki kesadaran dan mau bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan terpadu.

”Tentunya saya tidak bisa bekerja sendiri terkait hal ini. Pemerintah Desa Madiredo juga butuh sentuhan pihak lain untuk mensukseskan program penangganan sampah. Alhamdulilah, sekarang masyarakat sudah memiliki kesadaran terkait hal tersebut. Kedepannya, saya ingin di TPST Desa Madiredo bisa terus berinovasi, hingga muncul produk produk baru hasil dari pengolahan sampah,” ujar Mahfud.

Disinggung terkait hasil pengolahan yang telah dilakukan, Mahfud kembali memaparkan, bahwa TPST Desa Madiredo sudah berhasil membuat pupuk organik dan sudah layak dipasarkan. Sedangkan sampah plastik dan jenis lainnya dilakukan pemilahan.

”Untuk sampah plastik dan jenis lainnya kita pilah, dan hasil pilahan tersebut bisa kita manfaatkan untuk membiayai oprasional tenaga kerja yang ada disini. Untuk pupuk organik kita sudah layak dipasarkan, hasilnya pun sangat bagus. Untuk pupuk organik dulu kita dibantu universitas dari Malang agar pupuk organiknya layak digunakan,” tandasnya.

Senada juga disampaikan Ketua TPST Desa Madiredo, Bambang Siswanto saat mendampingi kepala desanya mengatakan, perjuangan Kepala Desa Madiredo patut kami banggakan, sebab Pak Mahfud sangat serius menangani persoalan sampah, dan terus berupaya memberikan fasilitas yang dibutuhkan di TPST seperti halnya tempat dan alat pengolahan sampah.

”Tanpa adanya dorongan dan dukungan dari kepala desa pastinya kami akan mengalami kesulitan untuk pengolahan sampah. Kesulitan dan kendala yang sebelumnya kami alami, pak Mahfud mau mendengarkan dan berupaya mencarikan solusi. Hingga sampai saat ini, kami dapat terus memperbaiki sistem pengolahan yang ada di TPST Desa Madiredo,” ujar pria berkacamata ini.

Lebih jauh Bambang menjelaskan, tata kelola yang telah dilakukan diantaranya, pengambilan sampah dari masyarakat oleh tim TPST dari rumah ke rumah.

Kemudian di TPST dilakukan pemilahan sesuai jenis sampah yakni, sampah organik dan sampah anorganik. Untuk saat ini sampah organik lebih dominan dari warga Desa Madiredo.

“Melihat statistic yang ada, masyarakat Madiredo kebanyakan bermata pencarian sebagai petani dan peternak. Sehingga hasil sampah organik basah lebih banyak dikedapati disini, dari pada sampah organik kering. Dari sampah organik inilah yang kami kelola sehingga bisa menjadi pupuk ramah lingkungan,” jelas Bambang pada reportasenews.net.

Sementara untuk sampah anorganik, ia kembali memaparkan, bahwa ada tim pekerja yang melakukan pemilahan sesuai jenis sampah yang ada. Seperti pecahan kaca atau barang pecah belah tetap dilakukan pemilahan tersendiri. Meski memiliki nilai ekonomis yang cukup kecil, tetap diberikan penanganan secara khusus.

”Biarpun golongan pecah belah nilai jualnya sangat rendah, kami tetap memberikan penanganan khusus. Sebab sampah ini tidak bisa melebur dengan tanah dan bisa berbahaya jika dibiarkan begitu saja. Hal ini, tentunya sudah menjadi komitmen kami untuk menjaga kebersihan lingkungan,” tegas Bambang.

Seiring hal itu, ia berharap kedepannya tetap ada kerjasama dengan masyarakat. Terlebih kedepannya ada peningkatan kerjasama demi terciptanya Desa Madiredo yang bersih, aman, dan terkendali.

”Kami berharap, kedepannya masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak sampah, jika tidak dikelola secara benar. Dan warga bisa saling mengawasi dan mengingatkan jika ada orang yang membuang sampah sembarangan,” tutupnya.***

“Banner