PROBOLINGGO, Reportasenews.net – Penjabat (Pj) Bupati Probolinggo H. Ugas Irwanto, S.Sos, M.Si melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk cek secara langsung ke SDN Widoro Kecamatan Krejengan, Rabu (31/7/2024) siang.
Pengecekan ini dilakukan sebagai persiapan merger (penggabungan) SDN Widoro ke SDN Gebangan Kecamatan Krejengan. Merger ini dilakukan karena peserta didik kelas 1 hingga 6 di SDN Widoro hanya 38 anak. Sementara ketentuannya, dalam satu rombongan belajar (rombel) satu guru mengajar 28 anak.
Turut mendampingi Pj Bupati Ugas, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi, Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Probolinggo Kristiana Ruliani, Kepala Satpol PP Kabupaten Probolinggo Sugeng Wiyanto dan Kepala Dinas Kominfo, Statistik dan Persandian Kabupaten Probolinggo Ulfiningtyas.
Kehadiran Pj Bupati Ugas di SDN Widoro disambut oleh Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Krejengan Nurhidayatullah, Kepala SDN Widoro Syaiful Ansori bersama guru-guru serta wali murid SDN Widoro.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Bupati Ugas dan tim langsung melihat-lihat kondisi sekolah yang sebagian sudah banyak yang rusak. Termasuk beberapa ruang kelas yang dinilainya sudah tidak layak dijadikan untuk proses belajar mengajar.
Pj Bupati Ugas juga berkesempatan berdialog dengan beberapa wali murid yang memang berada di sekolah tersebut. Kepada mereka Pj Bupati Ugas menyampaikan alasan dilakukannya merger SDN Widoro ke SDN Gebangan. Termasuk dampak yang diharapkan dari merger tersebut baik dari sisi penghematan biaya operasional sekolah maupun efektivitas belajar mengajar.
Usai mengecek kondisi SDN Widoro, Pj Bupati Ugas juga melakukan kunjungan ke SDN Gebangan yang jaraknya tidak sampai 1 kilometer dari SDN Widoro. Kehadirannya disambut oleh para guru SDN Gebangan dan menyambut baik rencana merger dari SDN Widoro.
Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto mengatakan kehadirannya di SDN Widoro ini bertujuan untuk melihat secara langsung dalam rangka untuk memastikan apa yang sudah dirumuskan oleh Tim Kabupaten Probolinggo dibawah naungan Disdikdaya Kabupaten Probolinggo sehingga memberikan keyakinan apa yang diputuskan itu tidak salah.
“Saya ingin tahu jarak antara SDN Widoro dengan SDN Gebangan. Kondisi yang saya lihat langsung ternyata memang SDN Widoro ini tidak layak. Perlu diketahui bahwa anggaran Pemerintah Kabupaten Probolinggo ini terlalu banyak tuntutan di segala bidang, bukan hanya sekolah. Kalau dibuat sekolah semua cukup aslinya, tetapi saya miris melihat kondisi sekolah seperti ini,” katanya.
Pj Bupati Ugas menginginkan anak-anak itu betul-betul terdidik dan betul-betul menjadi anak yang berguna bagi orang tuanya, bagi keluarganya dan bagi anaknya sendiri sehingga ada tuntutan dalam memproses dan mendidik anak melalui guru-guru yang berkualitas.
“Saya tidak ingin dengan murid yang sedikit dan dengan satu guru ini. Tetapi kami tetap ada tuntutan dari pemeriksaan bahwa Kabupaten Probolinggo selalu kurang guru. Dengan diangkatnya semua guru sekarang ini, dananya Kabupaten Probolinggo jebol. Terlalu banyak membayar guru dan terlalu banyak membayar kesehatan. Tetapi ini sudah terlanjur dan sudah kita angkat karena ada batas minimal prosentase untuk membiayai belanja gaji. Ini batas standarnya sudah hampir 40%. Kalau melebihi itu malah dapat teguran dari pusat,” jelasnya.
Menurut Pj Bupati Ugas, tidak sederhana itu dan tidak mudah untuk membuat kebijakan, semua itu dilakukan hampir setengah tahun. Tapi di saat pihaknya sudah mengambil maka kebijakan itu tidak akan mundur.
“Pastinya tidak semua merasa puas dengan kebijakan merger sekolah ini. Tetapi jangan khawatir, nanti kita akan pikirkan muridnya, kepala sekolahnya maupun gurunya. Kecuali merger ini tidak membuat manfaat secara umum kepada dunia pendidikan Kabupaten Probolinggo,” terangnya.
Pj Bupati Ugas meminta maaf kepada warga karena memang merger ini tidak nyaman, tetapi jarak tidak sampai satu kilometer ke SDN Gebangan itu kira-kira tidak terlalu jauh kalau ada niat. Nanti setelah merger dampaknya supaya sekolah-sekolah berkompetitif untuk bagaimana memancing murid. Jika dibiarkan maka tidak akan selesai-selesai.
“Pendidikan kita IPM-nya rangking 3 dari bawah, tetapi kemarin saya genjot dalam satu tahun ini sudah rangking 7 dari bawah. Artinya sudah ada kenaikan. Tetapi kita tidak mau puas begitu saja, saya terus ingin genjot pendidikan. Saya berdosa di saat murid-murid ini tidak maksimal. Kita sudah mulai bersaing dengan sekolah di bawah naungan Kemenag. Mungkin dulu tidak dilirik, tetapi sekarang luar biasa,” tambahnya.
Ke depan Pj Bupati Ugas menginginkan agar kurikulum bukan hanya sekolah umum saja, tetapi bisa diselingi dengan kegiatan keagamaan sehingga sekali masuk bisa mendapatkan dua-duanya. Dengan demikian ada kepercayaan dari masyarakat.
“Saya tidak bisa juga membangun seluruh sekolah dalam waktu cepat di saat dananya terbatas, tetapi dengan merger ini ada kesempatan saya sebelum menyerahkan kepada Bupati baru untuk memperbaiki sekolah se-Kabupaten Probolinggo. Paling tidak ada kecepatan karena sudah berbagi yang awalnya sekolah rusak 3 atau 4, dengan dimerger bisa tinggal 1. Kita tidak menyalahkan kepala sekolah, tetapi ini tanggung jawab kita Bersama,” pungkasnya.***