PROBOLINGGO, Reportasenews.net – Sebagai bentuk upaya untuk mengatasi masalah penyakit virus (kriting) akibat serangan kutu kebul (Bemicia Tabaci), petani tembakau yang tergabung dalam Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Gebangan dan Sokaan Kecamatan Krejengan membuat Pupuk Organik Cair (POC).
Pembuatan POC dan Pestina pengendalian hama ini dikoordinir oleh Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo melalui tim BPP Krejengan dan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Perkebunan.
POPT Perkebunan Ika Ratmawati menyampaikan pembuatan pestisida nabati dilakukan untuk menekan perkembangan kutu kebul (Bemicia tabaci) agar tidak menjadi vektor penularan virus ke tanaman lainnya.
“Pembuatan pupuk organik cair sebagai upaya menyehatkan tanaman yang terkena virus agar bisa sehat,” ujarnya, Kamis (11/7/2024).
Ika menerangkan POC salah satu upaya untuk memperbaiki sifat kimia tanah, karena di lapangan pH tanah 5,4 yang merupakan tanah asam. Jadi perlu adanya unsur organik masuk ke lahan.
“Ini merupakan bagian dari gerak cepat Dinas Pertanian melalui BPP Krejengan dengan Poktan Desa Gebangan dan Sokaan untuk mandiri membuat POC dan Pestina,” ucapnya.
Menurut Ika, hasil wawancara dengan petani menyebutkan penggunaan pupuk kimia ke tanah berlebihan sehingga tanah menjadi asam (pH rendah) dan pH rendah berakibat tanaman gampang sakit, seperti kerdil, sulit menyerap nutrisi, nekrosis (kuning) dan mudahnya diserang hama.
“Bibit yang di peroleh asalan (sumber benih tidak tersertifikasi), kalaupun benih sendiri tidak ada perlakuan standar untuk mendapatkan benih unggul. Kurangnya monitoring terhadap OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) dalam hal ini seperti adanya kutu penyebar virus. Selain itu lingkungan atau cuaca mendukung berkembangnya kutu yang suka cuaca panas tapi kondisi lembab,” terangnya.
Sementara Plt Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Susilo Isnadi melalui Kepala Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Faiq El Himmah mengatakan untuk mengatasi serangan virus (ker-ker) pada tanaman tembakau, dalam 1 tahun terakhir ini Dinas Pertanian mengambil beberapa langkah pengendalian.
“Penggunaan pestisida dan fungisida yang tepat dan sesuai anjuran dapat membantu dalam mengurangi populasi vektor dan patogen penyebab penyakit,” jelasnya.
Menurut Faiq, selama pihaknya rutin memantau lahan tembakau untuk mendeteksi gejala awal serangan virus. Deteksi dini memungkinkan tindakan cepat sebelum infeksi menyebar luas.
“Kami memastikan penggunaan benih tembakau yang bebas dari virus dan bersertifikat. Benih yang sehat dapat mengurangi risiko serangan virus. Selain itu, melakukan rotasi tanaman dengan jenis tanaman lain yang tidak rentan terhadap virus untuk mengurangi populasi virus di tanah,” urainya.
Faiq menerangkan untuk mengatasi serangan penyakit ker-ker Diperta melakukan pengendalian serangga vektor seperti kutu daun yang sering menjadi pembawa virus. Penggunaan insektisida yang tepat dapat membantu mengurangi populasi vektor.
“Kami memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada petani tentang gejala, penyebab dan cara pengendalian virus melalui Sekolah Lapang. Pengetahuan yang baik di tingkat petani sangat penting untuk keberhasilan pengendalian,” pungkasnya.***