PROBOLINGGO – Pemerintah Desa Klaseman, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, terus menguatkan posisinya sebagai desa tematik berbasis sejarah dan ketahanan pangan. Pada Selasa (3/6/2025), Kepala Desa Klaseman, Suprijono, memimpin penanaman 250 pohon asam jawa dan 100 pohon kelapa hibrida di Dusun Krajan, sebagai bagian dari revitalisasi identitas desa sekaligus mendukung program ketahanan pangan nasional.
Program ini merupakan tindak lanjut dari dua agenda besar pemerintah: Program Desa Tematik yang diinisiasi Bupati Probolinggo Gus Haris–Lora Fahmi, serta Program Ketahanan Pangan Nasional yang menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto.
“Nama ‘Klaseman’ berasal dari kata kelapa dan asem. Kami ingin menghidupkan kembali jati diri desa ini, bukan hanya sebagai simbol, tetapi sebagai arah pembangunan ke depan,” ujar Suprijono.
Sebanyak 150 bibit pohon asam berasal dari bantuan Dinas Pertanian, sedangkan sisanya merupakan swadaya masyarakat. Pohon-pohon ini tidak hanya ditanam untuk penghijauan, tetapi juga dirancang sebagai bagian dari pengembangan ekowisata berbasis sejarah dan lingkungan.
Tak hanya itu, Desa Klaseman juga memperkuat ketahanan pangan dengan menebar 50 ribu bibit ikan lele ke kolam-kolam budidaya milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Tercatat, dua kolam tanah dan 30 kolam terpal bundar disiapkan sebagai pusat produksi ikan air tawar.
“Ini adalah bentuk kemandirian pangan desa. Kami ingin warga bisa memenuhi kebutuhan protein secara mandiri tanpa bergantung pada pasokan luar,” kata Suprijono.
Camat Gending, Winda Permata Erianti, S.ST.P., M.Si., yang hadir dalam kegiatan tersebut, menyatakan dukungannya terhadap program tematik Desa Klaseman.
“Desa tematik bukan sekadar formalitas. Ini soal bagaimana desa menggali potensi lokal dan menjadikannya kekuatan ekonomi. Klaseman sudah memulainya,” tegasnya.
Menurut Winda, Desa Klaseman dapat menjadi role model bagi desa-desa lain dalam menggerakkan pembangunan berbasis sumber daya lokal dan nilai budaya.
Program ini juga melibatkan dukungan akademik dari Universitas Panca Marga (UPM) Probolinggo. Kaprodi Agribisnis, Novita Lidiana, S.P., M.M.A., menyebut kegiatan tersebut sebagai praktik konkret dari prinsip keberlanjutan.
“Kami hadir tidak hanya sebagai pendamping, tetapi juga untuk membentuk generasi baru pembangunan desa,” ujar Novita.
Sebagian besar mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut merupakan putra-putri asli Desa Klaseman, dari berbagai program studi seperti Agribisnis, Agroteknologi, Ilmu Sosial Politik, Ekonomi, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Rangkaian acara ditutup dengan ramah tamah dan makan ketan bersama di Pasar Klasik Klaseman, yang kini mulai tumbuh menjadi pusat ekonomi dan budaya lokal.
“Yang penting adalah gotong royong. Semua perangkat, RT, RW, kader, dan warga harus bergerak bersama. Desa lain pun bisa meniru, asal dijalankan dengan hati,” pungkas Camat Gending.