PeristiwaBeritaSumenep

Tanggul Jebol, Banjir dan Longsor Ancam Permukiman Warga di Kebunagung Sumenep

38
×

Tanggul Jebol, Banjir dan Longsor Ancam Permukiman Warga di Kebunagung Sumenep

Sebarkan artikel ini
91f8d946 f80d 4860 9a5b af2c34dbbe8b scaled
Respons Lamban Pemerintah: Tanggul Jebol, Banjir dan Longsor Ancam Permukiman Warga Kebunagung Sumenep dan Rumah Ketua LBH Madani.

SUMENEP – Curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kecamatan Kota Sumenep selama beberapa hari terakhir menyebabkan sungai di Desa Kebunagung meluap. Tak hanya banjir, peristiwa ini juga memicu terjadinya longsor di sejumlah titik. Keadaan diperparah dengan jebolnya tanggul di belakang kantor UPT Pengairan, yang menyebabkan aliran air deras mengarah ke wilayah Desa Babbalan. Peristiwa ini terjadi pada Selasa (13/5/2025).

Kepala Desa Kebunagung, Bustanul Affa—akrab disapa Kades Tanu—mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi yang kian membahayakan warga, khususnya yang tinggal di dekat bantaran sungai.

“Warga di RT 02 dan RT 10 sudah mulai melaporkan adanya longsor. Beberapa titik tanah dekat aliran sungai memang mulai runtuh akibat erosi,” ujar Kades Tanu.

Ia menjelaskan, debit air yang tinggi dari arah belakang Kantor UPT Pengairan ke Desa Babbalan sudah tak mampu ditampung lagi, karena tanggul yang ada telah jebol di beberapa bagian. Hal ini mempercepat pengikisan tanah di tepi sungai.

“Yang paling kami sesalkan adalah, sejak awal kami sudah beberapa kali menyampaikan aduan kepada dinas terkait. Mereka memang pernah turun ke lapangan, tapi setelah itu tidak ada tindak lanjut yang jelas,” tambahnya.

Menurut Tanu, lambannya respons dari instansi teknis seperti Dinas Pengairan dan BPBD membuat desa hanya bisa menyampaikan laporan tanpa mendapatkan solusi konkret.

“Warga sudah banyak mengeluh. Kami di desa hanya bisa menyampaikan laporan, tapi kalau dari atas tidak ada respons, kami bisa apa?” katanya dengan nada kecewa.

Saat ini, sejumlah warga mulai bersikap waspada, dan sebagian telah mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman karena khawatir longsor dan banjir makin meluas.

Kades Tanu juga menyebutkan bahwa secara geografis, Desa Kebunagung berada di dataran rendah dan dekat aliran sungai. Hal ini membuat wilayah tersebut rawan banjir saat musim hujan. Namun ia menilai, kondisi tahun ini adalah yang terparah dalam lima tahun terakhir.

“Jangan tunggu ada korban jiwa baru bergerak. Kami butuh solusi nyata dan cepat,” tegasnya.

Hingga berita ini tayang, belum ada tanggapan resmi dari Dinas Pengairan maupun BPBD Kabupaten Sumenep terkait kondisi darurat yang terjadi di Desa Kebunagung.

“Banner

Tinggalkan Balasan