SUMENEP – Puluhan alumni Sekolah Pendidikan Guru Negeri (SPGN) Sumenep angkatan 1989 larut dalam suasana haru dan penuh kehangatan saat berkumpul dalam momen spesial bertajuk “Temu Kerong”, Selasa pagi (2/7/2025) di Melita, Sumenep.
Acara yang digelar mulai pukul 10.00 WIB itu tak hanya menjadi ajang temu kangen setelah lebih dari tiga dekade berpisah, namun juga menjadi momentum untuk mempererat kembali tali persaudaraan yang telah terjalin sejak masa sekolah.
Dibuka dengan menyanyikan Hymne Guru, para alumni seakan dibawa kembali ke masa putih abu-abu mereka, mengenang para pengajar yang telah berjasa besar dalam membentuk karakter dan jalan hidup masing-masing.
Ketua panitia, Musahnan, dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur atas suksesnya penyelenggaraan acara. Ia menegaskan bahwa reuni ini adalah bentuk cinta terhadap masa lalu dan harapan untuk masa depan yang lebih kuat dalam kebersamaan.
“Ini bukan sekadar reuni biasa. Ini adalah temu hati. Saat di mana kenangan masa muda, nilai-nilai pendidikan, dan rasa persaudaraan kita satukan kembali,” ujarnya penuh haru.
Acara makin terasa hangat dengan kehadiran H. Syaiful, salah satu guru yang masih diingat dan dihormati oleh para alumni. Dalam sambutannya, ia menyampaikan kebanggaan bisa melihat murid-muridnya tumbuh dan berkembang menjadi sosok-sosok yang menginspirasi di bidangnya masing-masing.
Sebagai bentuk penghormatan, panitia juga menyerahkan cinderamata untuk para guru yang hadir. Momen tersebut disambut dengan tepuk tangan meriah dan suasana penuh haru dari para alumni.
Sebelum acara ditutup, doa bersama dipimpin oleh H. Kappin, memohon keberkahan, kesehatan, dan kelanggengan silaturahmi di antara para alumni dan guru yang masih diberi usia.
Temu Kerong SPGN Sumenep 1989 membuktikan bahwa waktu tak mampu mengikis semangat kebersamaan. Suasana penuh nostalgia, tawa yang membuncah, pelukan hangat, hingga cerita-cerita lama yang kembali muncul, menjadi bukti bahwa ikatan batin alumni SPGN 1989 tetap hidup dan menguat.
Panitia berharap acara ini dapat menjadi agenda rutin dan menjadi inspirasi bagi angkatan lain untuk menjaga tali persaudaraan yang tulus dan penuh makna.
“Kita mungkin tak muda lagi, tapi semangat kita untuk terus bersama tak akan pernah pudar,” tutup Musahnan.