SAMPANG, Reportasenews.net – Relawan sekaligus sekelompok masyarakat Sampang, Madura, Jawa Timur, dari unsur Pemuda, Mahasiswa, Perantau dan Pengusaha berkumpul untuk mencetus terbentuknya Ma’had.
Bertempat di salah satu Cafe di jalan Makbul (Embong Anyar) Kelurahan Polagan, Jumat (5/7/24), sekelompok masyarakat tersebut merumuskan konsep akan dibentuknya Ma’had sebagai wadah bagi para relawan.
“Ma’had relawan KH Mohammad Bin Muafi Zaini (Gus Mamak) dan H Abdullah Hidayat (Mas AB) yang digadang gadang maju sebagai Bakal Paslon Bupati dan Wakil Bupati Sampang pada Pilkada serentak 2024,” kata Faiz Romadoni.
Menurut Faiz Romadoni 22 Mahasiswa asal Kelurahan Rong Tengah, pentingnya pembentukan Ma’had sebagai wadah bagi para relawan supaya terkoordinir dan terarah.
Sisi lain, Pemuda asal Kecamatan Omben, Fauzi Abdillah menuturkan, jargon Ma’had sangat pas untuk mengakomodir akronim Gus Mamak dan Mas AB.
“Jargon ini pas untuk mengakomodir Gus Mamak Ketua DPD Golkar dan Pengasuh Ponpes Nazhatut Thullab Prajjan Camplong serta Mas AB Ketua DPC PPP dan mantan Wakil Bupati Sampang,” ujarnya.
Diakui Rizky Setiawan 22 Perantau asal Kecamatan Jrengik sekaligus Pengusaha di Semarang, gagasan memunculkan jargon Ma’had membutuhkan kajian serta diskusi panjang terkait filosofi, makna, spirit maupun pesan yang akan disampaikan.
Dikutip dari buku Pendidikan Karakter berbasis Pesantren oleh Abdulloh Hamid, Ma’had merupakan kata bahasa Arab artinya Pesantren, adapun yang bisa diadopsi dari konsep pesantren adalah Spirit dan semangat yang memiliki nilai nilai keagamaan dan spiritual, loyal, taqdim, religius serta militan.
“Spirit serta semangat itulah yang menjadi nafas dari arah perjuangan dan pergerakan Relawan MA’HAD dalam melakukan penggalangan,” jelas Rizky Setiawan.
Sementara Ainur Salahudin 20 Mahasiswa asal Kelurahan Gunung Sekar menjelaskan, bahwa selain bermakna Pesantren, Ma’had juga dapat dimaknai sebagai Lembaga Pendidikan berbasis Islam yang setara dengan Perguruan Tinggi.
“Artinya Ma’had tidak hanya mewadahi para Relawan se level Santri tapi didalam nya ada seluruh elemen masyarakat khususnya para Cendekiawan yang kaya akan gagasan maupun konsep yang brilian,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ma’had juga merupakan wadah maupun tempat bersilaturahmi, menyambung aspirasi, mengaktualisasikan argumen dan gagasan serta memberikan pencerahan edukasi guna mencapai tujuan dukungan secara maksimal.
“Minggu depan, kami akan berkumpul kembali untuk mematangkan rencana dan konsep pergerakan yang akan merambah Tingkat Kecamatan dan Desa,” pungkasnya.***