SUMENEP – Wisata Pantai Badur, Kecamatan Batuputih, masuk 10 besar Festival Dewi Cemara Jawa Timur 2025 untuk kategori penyajian virtual tour terbaik. Namun, penghargaan tersebut justru menuai kritik pedas dari masyarakat setempat.
Tokoh masyarakat Badur, MH. SHD, menilai penghargaan itu tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.
“Itu hanya pencitraan. Faktanya, pantai sepi pengunjung, tidak ada aktivitas kuliner, dan event hanya sesekali digelar,” ujarnya.
Senada, M. Jm, sesepuh masyarakat sekaligus mantan aktivis LSM, menolak penghargaan tersebut. Menurutnya, pengunjung justru lebih banyak ke pantai barat yang memiliki sumber air tawar.
“Yang pantas dikenal adalah pantai barat dekat musala Ainun Bani. Jadi apa dasar penghargaan itu diberikan?” katanya, Senin (25/8/2025).
Ia juga menyinggung adanya pembangunan wisata baru di atas tanah milik kepala desa yang diduga hanya menguntungkan pihak tertentu.
Kritik lebih keras datang dari HR, warga setempat, yang menilai penghargaan itu tidak memberi manfaat nyata bagi warga.
“Kades bisa bangga bawa nama pantai ke Jawa Timur, tapi rakyatnya dibiarkan menderita karena jalan desa rusak parah,” ujarnya.
HR juga mempertanyakan penggunaan Dana Desa (DD) yang setiap tahun mencapai hampir Rp1 miliar.
“Sejak Kades dilantik 2021, perbaikan jalan hanya sekitar 20 persen. Padahal pernah juga dapat bantuan dari PU Bina Marga Provinsi,” tegasnya.
Masyarakat berharap pemerintah memberi perhatian serius agar wisata benar-benar berdampak pada perekonomian warga, bukan sekadar pencitraan dan polemik.