BLITAR — Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) Kusuma Jaya di Desa Butun, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, menunjukkan progres yang signifikan. Proyek yang dikerjakan oleh Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) ini dilaporkan telah mencapai lebih dari 30% penyelesaian, mendapat apresiasi langsung dari Kepala Desa Butun, Imam Darmawan B.K.
Proyek ini sangat penting bagi para petani di Desa Butun, terutama untuk meningkatkan efektivitas pengairan sawah mereka. Ketua HIPPA, Suroto, beserta anggotanya, menunjukkan semangat kerja yang tinggi.
“Kami sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari program ini. Dengan perbaikan saluran irigasi, diharapkan hasil panen para petani akan lebih maksimal,” ujar Suroto.
Kepala Desa Imam Darmawan memantau langsung jalannya pekerjaan dan merasa puas dengan capaian yang ada.
“Semangat kerja HIPPA Butun patut diacungi jempol. Mereka bekerja dengan serius dan penuh tanggung jawab. Progresnya sudah melebihi target dan kualitasnya pun sangat baik,” ungkapnya.
P3-TGAI merupakan program dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan layanan irigasi bagi masyarakat petani. Proyek di Desa Butun ini fokus pada perbaikan saluran irigasi di area D.I. Jetis, sebuah langkah strategis untuk menunjang sektor pertanian lokal.
Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat
Proyek yang dijadwalkan selesai pada bulan November 2023 ini menunjukkan sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Dana anggaran sebesar Rp 195.000.000 (seratus sembilan puluh lima juta rupiah) digunakan secara transparan dan akuntabel oleh HIPPA.
Pemerintah Desa Butun berharap program serupa dapat terus berlanjut.
“Kami berharap, dengan adanya P3-TGAI, kesejahteraan para petani di Butun semakin meningkat. Kami akan terus mendukung program-program yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat,” tutur Imam Darmawan.
Keberhasilan proyek ini tidak lepas dari partisipasi aktif warga desa, terutama para anggota HIPPA, yang turun langsung ke lapangan. Semangat gotong royong inilah yang menjadi kunci utama kelancaran proyek, menjadikannya contoh positif bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan program pemerintah.
