PROBOLINGGO – Pembangunan Pusat Oleh-Oleh Probolinggo, yang berlokasi di pusat Alun-Alun Kota Kraksaan, masih menuai keluhan dari warga sekitar. Dadang, Ketua RW 03 Patokan, Kecamatan Kraksaan, menyoroti sejumlah permasalahan, mulai dari minimnya sosialisasi hingga kurangnya penerangan.
Dadang menegaskan bahwa sejak awal pembangunan, pihaknya tidak pernah menerima pemberitahuan resmi dari pengelola atau pemerintah terkait proyek tersebut.
“Selama saya menjabat sebagai ketua RW, tidak ada laporan atau koordinasi bahwa akan ada pembangunan pusat oleh-oleh ini. Tahu-tahu sudah berdiri,” ujarnya pada Sabtu malam (15/3).
Berdasarkan pantauan di lapangan, sudetan sudah dibangun untuk mengatasi genangan air. Namun, keberadaan gedung yang minim penerangan di malam hari dan masih kosong juga dikhawatirkan berpotensi disalahgunakan.
“Kadang kalau malam ada muda-mudi yang nongkrong di sana. Hal ini dikhawatirkan menjadi tempat mesum dan mabuk-mabukan. Saya sering mengusir mereka karena gedung gelap dan rawan disalahgunakan,” tambahnya.
Konfirmasi yang Tak Berjawab
Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Senin (17/3) jam 13.24, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Probolinggo, Roby Siswanto, S.T., M.T., tidak memberikan jawaban.
Dalam konfirmasi tersebut, pihak media mengajukan beberapa pertanyaan terkait:
1. Minimnya Sosialisasi
Ketua RW 03 Patokan menyatakan bahwa tidak ada pemberitahuan resmi terkait proyek ini sejak awal pembangunan. Benarkah demikian? Bagaimana mekanisme sosialisasi yang telah dilakukan?
2. Permasalahan Drainase
Warga mengeluhkan adanya genangan air di sekitar area bangunan setelah hujan. Apakah ada rancangan pembangunan sistem drainase sebelumnya untuk mengatasi masalah ini?
3. Minimnya Penerangan
Kondisi penerangan di sekitar gedung disebut kurang memadai, sehingga berpotensi menjadi tempat mesum dan mabuk-mabukan. Apakah ada rencana pemasangan lampu penerangan di lokasi tersebut?
Hingga berita ini diterbitkan, pihak terkait belum memberikan tanggapan. Warga berharap ada kejelasan dan solusi konkret agar keberadaan Pusat Oleh-Oleh Probolinggo tidak justru menimbulkan keresahan di masyarakat.