SUMENEP – Peran BPRS Bhakti Sumekar sebagai bank milik daerah terus diperkuat. Kini, lembaga keuangan syariah ini resmi ditunjuk sebagai mitra utama pengelolaan dan penyaluran dana Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di seluruh wilayah Kabupaten Sumenep.
Penunjukan strategis tersebut datang langsung dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sumenep, sebagai bagian dari upaya membangun sistem keuangan desa yang terintegrasi, akuntabel, dan berpihak pada rakyat kecil.
“Langkah ini merupakan bagian dari strategi penguatan ekonomi desa, kemandirian pangan, serta percepatan layanan keuangan formal di pedesaan,” ujar H. Hairil Fajar, Direktur Utama BPRS Bhakti Sumekar, saat ditemui Minggu (6/7/2025).
Lewat kerja sama ini, BUMDes akan memperoleh akses langsung terhadap fasilitas perbankan, mulai dari pembiayaan usaha, investasi, hingga modal kerja. BPRS juga menyediakan layanan konsultasi dan pendampingan agar BUMDes dapat tumbuh sebagai pilar ekonomi desa yang sehat dan profesional.
Dengan jaringan kantor yang menjangkau seluruh kecamatan, BPRS Bhakti Sumekar mengaku siap mengawal pelaksanaan program prioritas daerah, khususnya di sektor pangan dan ekonomi produktif masyarakat desa.
Menurut Fajar, sistem keuangan desa yang terhubung dengan BPRS akan membawa standar baru dalam transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi.
“Kami ingin memastikan pengelolaan dana desa, termasuk BUMDes, berjalan tepat sasaran. Tak hanya permodalan, tapi juga sistem yang mendukung keterbukaan,” ujarnya.
Tak hanya fokus pada BUMDes, kolaborasi antara BPRS dan DPMD juga mencakup pengelolaan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) dan insentif perangkat desa. Semua dirancang dengan sistem digital yang terintegrasi, memudahkan proses audit, pelaporan, serta pelacakan aliran dana.
Langkah ini menjadi tonggak penting bagi visi Kabupaten Sumenep sebagai pelopor pengelolaan dana desa berbasis digital dan syariah. Diharapkan, sinergi ini mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal, mengurangi ketimpangan desa-kota, dan menghidupkan kembali semangat kemandirian desa dari desa untuk desa.