PROBOLINGGO, Reportasenews.net – Dalam rangka program peningkatan kualitas bahan baku, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur bersama Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo menggelar Sekolah Lapang Penumbuhan Agropreneur Muda Tembakau Paiton, Jum’at (5/7/2024).
Kegiatan yang digelar di rumah Ketua Kelompok Tani Sumber Abadi Desa Rawan Kecamatan Krejengan ini diikuti oleh petani milenial (generasi kelahiran 1981-1996). Selama kegiatan mereka dipandu narasumber dari BSIP-TAS Karangploso Malang, Mitra PT. Jaleka dan BMKG Karangploso Malang.
Pelatihan ini dihadiri oleh Ery Sulihtyorini dari Bidang Produksi Tanaman Semusim Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, JF Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Diperta Kabupaten Probolinggo Evi Rosella dan Falentina, Ketua APTI Kabupaten Probolinggo Mudzakir, para penyuluh lapang BPP Krejengan dan anggota Poktan Sumber Abadi.
Plt Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Susilo Isnadi melalui Kepala Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Faiq El Himmah mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat petani muda/regenerasi petani melalui edukasi budidaya pola kemitraan.
“Output kegiatan berupa demplot seluas 1 hektar dibarengi bantuan sarana (pupuk ZA, pupuk NPK, insektisida, fungisida, bakterisida, bibit tembakau dan HOK),” katanya.
Sehari sebelumnya pada Kamis (4/7/2024), Diperta juga menggelar pelatihan inovasi usaha tani tembakau. Sasarannya adalah 2 kelompok tani (poktan) yakni Poktan Cemara Desa Talkandang Kecamatan Kotaanyar dan Poktan Sumber Makmur Dua Desa Sumber Kembar Kecamatan Pakuniran.
“Penerapan inovasi teknis ini bertujuan meningkatkan produksi/produktivitas dan mutu tembakau melalui pengembangan varietas unggul hasil pelepasan serta meningkatkan jaminan pasar melalui edukasi budidaya pola kemitraan,” jelasnya.
Menurut Faiq, output dari penerapan inovasi teknis ini berupa pelatihan dan demplot masing-masing Poktan seluas 1 hektar. Dan mendapatkan bantuan pupuk ZA, NPK, bakterisida, fungisida, insektisida, bibit tembakau serta HOK.
“Harapannya petani bisa membandingkan lahan yang dikerjakan menggunakan inovasi penerapan budidaya sesuai GAP dengan tanpa berinovasi /asal-asalan. Untuk kegiatan SL Agropreneur, bisa membangkitkan semangat kepada generasi milenial mencintai pekerjaan sebagai petani tembakau, sehingga bisa mewariskan pekerjaan dari nenek moyang,” pungkasnya.***
