BLITAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor pertanian tembakau melalui pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2025. Upaya ini diwujudkan dengan pembangunan sejumlah fasilitas strategis yang diperuntukkan bagi petani tembakau di Kecamatan Selopuro.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar, Setiyana, menjelaskan bahwa wilayah Selopuro dipilih sebagai salah satu sentra tembakau yang membutuhkan peningkatan sarana produksi, terutama untuk menjaga kualitas hasil panen pada musim penghujan.
Pada tahun 2025, Pemkab Blitar memfokuskan anggaran DBHCHT untuk membangun jaringan irigasi tersier, gudang tembakau, serta dome pengering. Tiga fasilitas ini dipandang sebagai kebutuhan mendesak yang dapat menunjang produktivitas sekaligus meningkatkan nilai jual hasil panen petani.
“Untuk pembangunan jaringan irigasi tersier sudah selesai dan dapat digunakan. Sedangkan dua fasilitas lainnya, gudang dan dome pengering, ditargetkan selesai pada Desember 2025,” jelas Setiyana, Jumat (14/11/2025).
Ia menilai keberadaan jaringan irigasi tersier sangat penting untuk menjaga ketersediaan air bagi tanaman tembakau, terutama pada musim tanam. Sementara itu, gudang penyimpanan dan dome pengering berperan besar dalam menjaga mutu daun tembakau ketika memasuki fase pascapanen.
Menurut Setiyana, pembangunan dome pengering menjadi terobosan penting bagi petani tembakau Selopuro, mengingat selama ini proses pengeringan masih sangat bergantung pada cuaca. Fasilitas tersebut memungkinkan petani melakukan pengeringan secara lebih stabil dan tidak terganggu oleh hujan.
“Pengeringan yang baik akan sangat menentukan mutu tembakau. Fasilitas yang memadai akan membantu menjaga kualitas dan otomatis meningkatkan harga jualnya. Ini menjadi tonggak penting untuk kebangkitan tembakau Selopuro,” ungkapnya.
Pemkab Blitar mengalokasikan Rp650 juta dari DBHCHT 2025 untuk pembangunan tiga fasilitas tersebut. Rinciannya, Rp150 juta untuk jaringan irigasi tersier, Rp375 juta untuk pembangunan gudang, dan Rp135 juta untuk dome pengering.
Setiyana berharap pembangunan infrastruktur pertanian ini dapat terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya sehingga kesejahteraan petani tembakau di Selopuro dan wilayah lainnya semakin meningkat.






