SUMENEP – Ribuan alumni, santri, dan simpatisan Pondok Pesantren Darul Hikmah Karang Giri, Desa Batuputih Kenek, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep, memadati komplek pasarean masyayikh dalam rangka peringatan Haul Masyayikh ke-12, yang digelar pada Selasa (8/7/2025) bertepatan dengan 14 Muharram 1447 H.
Acara yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun ini menjadi ajang memperingati wafatnya para pendiri pesantren serta memperkuat tali silaturrahim antara alumni, pengasuh, dan masyarakat sekitar.
Dalam sambutannya, KH. Khairul Anam, pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikmah, menyampaikan rasa syukur atas keberlangsungan acara yang juga dirangkaikan dengan peringatan Tahun Baru Islam 1447 H dan berbagai kegiatan keagamaan.
“Hari ini sebagaimana tahun-tahun sebelumnya kembali digelar Haul Masyayikh sekaligus peringatan tahun baru Islam. Kegiatan dimulai dengan Khatmil Qur’an pada minggu kemarin, diikuti acara puncak haul dan pengajian hari ini serta santunan anak yatim,” ujarnya.
KH Khairul Anam juga menyampaikan bahwa santunan yatim yang diselenggarakan setiap tahun telah memberangkatkan lebih dari 40 anak yatim ke berbagai pesantren Ahlussunnah wal Jama’ah.
“Alhamdulillah, santunan ini sudah berjalan belasan tahun. Harapannya, ke depan tidak ada lagi anak yatim yang terhalang mondok hanya karena persoalan biaya,” tuturnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung acara tersebut, termasuk panitia alumni, jamaah, santri, BMT UGT Sidogiri, BMT NU Jawa Timur, Baznas Sumenep, dan Puskesmas Batuputih.
Sebagai penutup rangkaian acara, akan digelar khitan gratis hasil kerja sama Ikatan Keluarga Alumni Darul Hikmah (IKADARMA) dengan Puskesmas Batuputih, yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu (9/7/2025).
Acara haul juga menghadirkan penceramah nasional, antara lain KH. Muzammil A. Rifa’i (pengasuh Pondok Pesantren Darul Hijrah Pamekasan) dan Al Habib Taufiq bin Abdurrahman Ba’aly dari Kraksaan, Probolinggo.
KH Muzammil dalam ceramahnya mengajak seluruh umat Islam untuk menjaga kerukunan dan saling menyebarkan salam, tanpa membeda-bedakan antara kaya dan miskin.
“Silaturrahim itu untuk semua. Nabi datang untuk menyatukan umat dan memperkuat diri melalui akhlak dan sedekah,” ucapnya.
Al Habib Taufiq mengingatkan pentingnya menjaga hati dalam kehidupan dunia yang sifatnya hanya sementara.
“Allah menilai bukan dari banyaknya harta, tapi dari bagusnya ibadah. Bersihkan hati, jangan iri dengki, dan doakan kebaikan satu sama lain,” pesannya dalam tausiyah penuh keteduhan.