Tanah yang Dulu ‘Hitam’ Kini Jadi Lahan Barokah: Batu Ampar Mulai Babak Baru

663f71e8 3e73 4762 ad1a 80d394dae406
Batu Ampar Berubah Haluan: Dzikir & Sholawat Gantikan Gelapnya Masa Lalu.

SUMENEP – Kawasan yang dahulu dikenal sebagai lokalisasi Batu Ampar Saronggi, kini bertransformasi menjadi pusat kegiatan keagamaan. Pada Kamis malam (26 Juni 2025), ratusan jamaah memadati Mandhâpa Agung Bato Ampar, mengikuti Dzikir dan Sholawat dalam rangka menyambut 1 Sura 1447 H.

Momen tersebut menjadi simbol perubahan besar bagi sebuah wilayah yang dulu identik dengan aktivitas negatif, kini menjelma menjadi tanah harapan dan cahaya dakwah.

Tempat ini dulunya adalah kawasan lokalisasi yang cukup dikenal di Kecamatan Saronggi. Namun sejak tiga tahun terakhir, dengan kesadaran penuh, pemilik lahan secara sukarela menutup kegiatan tersebut dan menghibahkan lahan untuk kepentingan agama dan masyarakat.

Lahan tersebut kini diserahkan kepada KH. Busyro Karim (Beraji), yang kemudian dipercayakan pengelolaannya kepada K.R. Arya Mohammad Rusli. Di atasnya direncanakan akan berdiri Masjid Al Karimiyyah, ruang-ruang dakwah, asrama santri, dan sarana pendukung syiar Islam.

b647589c 8668 4dac b457 5ac02cb49936
Dzikir dan Sholawat Sambut Tahun Baru Islam di Bekas Lokalisasi Saronggi, Sumenep.

Dalam sambutannya, K.R. Arya Mohammad Rusli menyampaikan harapannya kepada masyarakat agar senantiasa mendoakan dan mendukung kelangsungan pembangunan.

“Saya sangat mengharap kepada semua untuk mendoakan dan mendukung supaya tempat ini bisa segera terlaksana. Semoga saya beserta rekan-rekan bisa amanah dan istiqomah dalam menjalani tugas ini,” ujarnya penuh haru.

Sementara itu, Gus Azmi, menantu dari KH. Busyro Karim, turut menyampaikan bahwa transformasi tempat ini membutuhkan kesabaran dan kontinuitas syiar.

“Setelah masjid dan lembaga berdiri, perjuangan tidak berhenti di situ. Kita harus mengisi dan menghidupkan tempat ini dengan dakwah yang berkelanjutan,” pesannya.

Acara Dzikir dan Sholawat ini berlangsung khidmat, meresap ke dalam hati para jamaah. Hadir dalam acara ini para tokoh agama seperti K. Sufyanussauri (Barangbang Kalianget), K. Abdullah, Takmir Masjid Nurul Iman Saronggi, dan rombongan dari Al Karimiyyah Beraji.

Kegiatan ini juga didukung penuh oleh panitia yang terdiri dari Ustadz Adi Yono, Ustadz Masrul, Pak Ali, Mas Yayan, Bang Miftahol, Cak Andiyanto dan banyak lainnya yang berkontribusi demi kelancaran acara.

Apa yang terjadi di Batu Ampar bukan sekadar perubahan fisik, melainkan pergeseran nilai dan paradigma. Dari tempat yang dulu dianggap “hitam” dan terpinggirkan, kini menjadi panggung bagi nilai-nilai Islam, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.

Kegiatan ini menandai awal dari era baru di Batu Ampar, di mana dzikir menggantikan derita, dan sholawat menggantikan stigma. Tanah ini kini menjadi tanah barokah, tempat tumbuhnya harapan dan peradaban.

×