SUMENEP, Reportasenews.net – Di tengah kompleksitas kehidupan masyarakat modern, Achmad Fauzi, seorang pria sederhana dari Desa Torbang, Kecamatan Batuan, hadir sebagai sosok teladan yang dikenal dengan kedekatan emosionalnya terhadap ulama dan kiai.
Sosok ini tidak hanya dihormati sebagai pemimpin masyarakat, tetapi juga sebagai pelayan yang menjaga tradisi keagamaan yang diwariskan para ulama.
Kedekatan Achmad Fauzi dengan para ulama diungkapkan oleh KH. Ramdan Siradj, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka, Bluto.
Menurutnya, Fauzi selalu menunjukkan rasa hormat yang mendalam terhadap ulama, yang dianggap sebagai pilar penting dalam membimbing umat menuju kehidupan yang lebih baik dan bermakna.
“Ulama adalah guru kita. Mereka bukan hanya memberikan ilmu, tetapi juga menunjukkan jalan kebaikan,” ungkap KH. Ramdan Siradj, Rabu (9/10/2024).
Sebagai seorang Mustasyar MWC NU Batuan, Fauzi secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, berkolaborasi dengan ulama, kiai, dan masyarakat.
Ia percaya bahwa kehadiran ulama adalah elemen penting dalam membentuk karakter bangsa, terutama di tengah era digital yang sering kali menghadirkan pemahaman agama yang keliru.
Aktivitas Fauzi tak hanya terbatas pada kegiatan formal, ia juga rutin sowan ke berbagai pondok pesantren untuk mempererat silaturahmi dan mendapatkan masukan serta doa dari para ulama.
“Saya percaya komunikasi dan hubungan baik dengan ulama sangat penting untuk kemajuan bersama,” ujarnya.
Dengan semangat yang kuat dan dedikasi tanpa pamrih, Fauzi berharap generasi muda dapat lebih menghargai peran ulama dalam kehidupan sosial dan keagamaan.
Kesederhanaannya tak menghalanginya memberikan dampak besar bagi masyarakat, menjadikan dirinya sebagai contoh nyata cinta terhadap ulama dan pengabdian kepada umat.
“Ulama harus kita libatkan sebagai penuntun hidup yang lebih bermakna,” tutupnya. ***