PolitikBerita

Ketegangan Politik di Sumenep: Kiai Fikri Diprank Partainya Sendiri

1085
×

Ketegangan Politik di Sumenep: Kiai Fikri Diprank Partainya Sendiri

Sebarkan artikel ini
Kurniadi Raja Hantu, tokoh yang dikenal kritis terhadap PPP,
Foto: (Istimewa) Kurniadi Raja Hantu, tokoh yang dikenal kritis terhadap PPP, @by_reportasenews.net

SUMENEP, Reportasenews.net – Ketegangan politik di Sumenep memanas setelah Kiai Fikri, salah satu kader terkemuka Partai Persatuan Pembangunan (PPP), diduga tidak mendapat dukungan dari partainya sendiri.

Peristiwa itu menjadi sorotan khususnya bagi para pendukung setia atau muhibbin Kiai Fikri.

Di tengah situasi yang memanas, seorang pria yang mengaku sebagai pendukung setia Kiai Fikri tetap tidak terpengaruh, meskipun partainya terlihat memprank Kiai Fikri.

Kurniadi Raja Hantu, tokoh yang dikenal kritis terhadap PPP, menyampaikan pandangannya dengan tegas.

“Anda bukan Muhibbinnya Kiai Fikri, tapi Muhibbinnya kepentingan politik partai,” ujarnya, Minggu (28/7/2024).

Pernyataan itu menandakan kecurigaan bahwa dukungan yang diberikan kepada Kiai Fikri bukanlah murni, melainkan untuk kepentingan politik yang lebih besar.

Kurniadi mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap PPP. Ia menuduh bahwa partai tersebut, khususnya para penguasanya, telah “Melacur Demi Kepentingan Uang dan Kekuasaan.

Menurut Kurniadi, PPP telah kehilangan arah dalam upayanya melayani kepentingan umum.

Tindakan partai yang terlihat tidak mendukung Kiai Fikri, seperti prank yang dilakukan terhadapnya, dijadikan bukti oleh Kurniadi bahwa PPP menilai Kiai Fikri tidak memiliki nilai jual untuk umat dan bangsa.

Hal ini menambah ketegangan di dalam tubuh partai serta menimbulkan pertanyaan mengenai integritas dan arah politik PPP di masa depan.

Prank tersebut mencerminkan ketidakpastian dan keretakan yang semakin dalam di internal PPP.

Banyak pihak mulai mempertanyakan komitmen partai dalam menjaga loyalitas dan mendukung kader-kadernya, serta dampak dari dinamika ini terhadap stabilitas politik di tingkat lokal dan nasional.

Dengan situasi politik yang terus berkembang, pertanyaan besar yang muncul adalah apakah PPP akan memperbaiki sikapnya terhadap Kiai Fikri dan kader-kader lainnya, ataukah akan ada perubahan signifikan dalam struktur dan kebijakan partai. Hal ini masih menjadi misteri yang harus diungkap.***

“Banner